Proses Terjadinya Gunung Di Indonesia

Gunung merupakan daratan yang mempunyai perbedaan tinggi dataran pada suatu daerah sekitarnya. Gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah bukit, tetapi ada kesamaaan, dan penggunaan sering tergantung dari adat lokal. Gunung apabila memiliki puncak lebih dari 610 m dan ada juga gunung yang disebut gunung aktif dan gunung tidak aktif. Mari kita simak penjelasan berikut ini :

Proses Terjadinya Gunung

Gunung terjadi dikarena adanya proses gaya tektonik yang terjadi di dalam bumi. Proses gaya tektonik tersebut dibagi menjadi 2 yaitu orogenesis dan epeirogenesis.
          Proses orogenesis ini sedimen yang terkumpul menjadi berubah bentuk karena mendapat gaya tekan dari dalam bumi tumbukan lempeng tektonik. Ada 3 tipe tumbukan lempeng tektonik, antara lempeng busur kepulauan dan benualautan dan benua, dan antara benua dengan benua. Tumbukan lempeng lautan dan benua dapat menimbulkan bertambahnya sedimen laut terhadap tepi lempeng benua. Tumbukan antara lempeng busur kepulauan dengan benua berakibat lempeng lautan menyusup ke lapisan asthenosfir dan batuan vulkanik dan sedimen menumpuk pada sisi benua sehingga terjadilah pegunungan Sierra Nevada di California pada zaman Mesozoic. Sedangkan tumbukan lempeng benua dengan benua merupakan proses terjadinya gunung di himalaya dan ural.
Sedangkan dalam proses epeirogenesis merupakan gerakan suatu daratan atau wilayah yang bergerak mendekati atau menjauhi daratan lain sehingga terjadi gunung yang mempunyai proses panjang. Proses ini juga disebut gerakan radial karena gerakan mengarah atau menjauhi titik pusat bumi dan terjadi pada daerah yang sangat luas sehingga prosesnya lebih lambat dibandingkan dengan proses orogenesis. Pembentukan dataran rendah (graben) dan dataran tinggi (horts) adalah salah satu contoh proses epeirogenesis.


Proses pembentukan gunung secara epeirogenesis berlangsung menurut skala tahun geologi yaitu :

Misalnya pegunungan Himalaya mulai terbentuk dari 45 juta tahun yang lalu karena pergerakan bumi, sedangkan pegunungan Appalache terbentuk mulai dari 450 jutan tahun yang lalu.
Terjadinya gunung di bagi menjadi 3 proses tingkatan, yaitu:
1.     pertambahan sedimen: lapisan lapisan sedimen dan batuan vulkanik bertambah dan menumpuk sampai kedalaman beberapa kilometer.

2.     Perubahan bentuk batuan dan pengangkatan kerak bumi: Sedimen yang terbentuk tadi mengalami deformasi (perubahan lempeng bumi menjadi tidak baik) karena adanya gaya kompresi akibat tumbukan antar lempeng-lempeng tektonik.

3.     Pengangkatan kerak bumi akibat gerakan blok sesar: tumbukan antar lempeng akan mengangkat sebagian kerak bumi sebagai lipatan lebih tinggi dari sekitarnya sehingga terbentuk gunung. Sedangkan jika terjadi gaya tegangan atau tarikan antar lempeng maka akan terbentuk graben (lembah)

Skema Proses Terjadinya Pegunungan Himalaya
Sebelum terbentuk pegunungan Himalaya, terjadi gerakan lempeng India ke arah lempeng Eurasia yang setiap tahunya berdekatan. Lempeng India merupakan komposisi batuan yang sangat tua 2-2,5 milyar tahun. Titik referensi yang berwarna kotak kuning (Titik Panas) masih berada dibawah . Setelah mengalami proses tumbukan yang sangat lama antara dua lempeng tersebut maka sebagian dari tepi lempeng India terangkat dimana terlihat kotak kuning ( Titik Panas) berubah posisi ke tempat yang lebih tinggi. Sehingga terbentuklah pegunungan Himalaya saat ini.
Skema Pembentukan Dataran Rendah (Graben)
Kulit bumi yang sebelumnya dalam kondisi seimbang, mendapat gaya tektonik yang gerakannya saling berlawanan arah (gaya regangan) akibat desakan panas ke atas, sehingga menimbulkan retakan (cracking). Proses tektonik ini berlangsung terus menerus dalam jangka waktu yang cukup lama. Blok yang retak menjadi turun akibat gaya tarik sehingga terbentuk dataran rendah hingga palung laut.
Pegunungan di Muka Bumi
Sistem rangkaian jalur pegunungan di bumi meliputi Pegunungan Cordillera, Amerika Utara, Pegunungan Andes, Alpin, Ural, Appalache, Himalaya, Caledonia dan Tasmania.
Ahli Geologi mengklasifikasikan gunung menurut ketinggiannya dibagi menjadi 3 yaitu gunung tinggi, menengah dan rendah
PROSES TERJADINYA GUNUNG MELETUS
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah suatu sistem saluran batuan dalam wujud cair atau lava yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus (Lahar).

Terjadinya Gunung meletus akibat endapan magma atau lava di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk karena endapan lahar.
Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini. Hasil letusan gunung berapi (sumber:MPBI)
  •   Gas Vulkanik
  •   Lava dan aliran pasir serta batu panas
  •   Lahar
  •   Tanah longsor
  •   Gempa bumi
  •   Abu letusan
  •  Awan panas (Piroklastik)


Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi yang dikeluarkan antara lain carbon monoksida (CO), Carbondioksida(Co2), Hidrogen Sulfida (H2S), sulfurdioksida(SO2) dan nitrogen (NO2) yang membahayakan jika terhirup oleh manusia.
Lava adalah cairan magma yang bersuhu tinggi yang masih berada didalam perut bumi mengalir ke permukaan melalui kawah gunung berapi. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.
Lahar adalah merupakan salah satu bahaya bagi masyarakat yang tinggal di lereng gunung berapi lava yang telah keluar dari perut bumi dan berubah menjadi batuan vulkanik yang dapat terbawa oleh air. Lahar adalah banjir Bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung halus sampai bongkah batu. Lahar letusan terjadi apabila gunung berapi yang memiliki danau kawah meletus, sehingga air danau yang panas bercampur dengan material letusan, sedangkan lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar puncaknya.
Awan panas bisa berupa awan panas aliran lahar, awan panas hembusan yang terbawa angin dan awan panas jatuhan. Awan panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas, mengalir Turun dan akhirnya mengendap di dalam dan disekitar sungai dari lembah. Awan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km/jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan atau dorongan gas yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh  mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan km dari puncak karena pengaruh hembusan angin dan dorongan dari dalam bumi yang sangat tinggi. Awan panas bisa mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga menyebabkan sulit untuk bernafas hingga kematian.
Abu letusan gunung berapi adalah material yang sangat halus. Karena hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya.

Komentar